Beranda | Artikel
Praktek Cara Agar Hidup Mudah dengan Al-Quran
Jumat, 7 April 2017

Kami melakukan praktek ini dan hasilnya sungguh luar biasa. Ketika mendapat musibah, ujian, terasa berat hidup atau mendapat hal yang membuat hati sempat tidak menerima atau kecewa berat. Bahkan ketika kita malas melakukan berbagai kebaikan atau malas mengerjakan tugas kita. Kami melakukan hal berikut:

“Membaca Al-Quran selama 10 menit atau sampai anda merasa cukup. Jika bisa, bacalah dengan suara agak keras ketika di awal-awal musibah dan kejadian yang sangat mengecewakan”

Maka setelah selesai membaca AL-Quran, hati menjadi lebih tenang dan pikiran jernih serta emosi stabil. Dengan keadaan ini, kita bisa berpikir jernih menghadapi suatu masalah dan ujian. Tiba-tiba kita mendapatkan kekuatan untuk bersemangat kembali melakukan hal-hal bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita dengan izi Allah.

Mengapa demikian? Seperti ini prosesnya:

Ketika kita mendapatkan ujian/musibah yang terasa berat atau mengalami hal-hal yang membuat kita sangat marah atau kecewa. Maka perlu diketahui bahwa perasaan itu hanya sebentar saja di awal-awalnya. Jika kita bisa mengontrol diri kita di awal-awal musibah atau kejadian itu, itu berarti kita sudah bisa sukses menghadapinya. Maka ketika di awal-awal musibah/kejadian yang sangat mengecewakan kita, segera baca AlQuran atau istigfar terus-menerus.

Yang namanya musibah dan hal yang sangat mengecewakan itu adalah hanya di awal-awal saja. Oleh karena itu, ukuran kesabaran seseorang adalah ketika pertama kali awal mendapatkan musibah. Tidak dinilai kesabarannya setelah beberapa hari terjadinya musibah. Ini yang dijelaskan Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam, beliau bersabda,

إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى

”Sesungguhnya yang namanya itu sabar adalah ketika di awal musibah.[1]

Jadi rahasianya adalah bagaimana kita mengontrol diri di awal-awal musibah atau awal-awal kejadian yang membuat kita kecewa.

Renungkanlah, sering kita berpikir kembali ketika dalam keadaan tenang: “betapa konyolnya kita  atau perbuatan kita ketika marah atau kecewa berat”. Sehingga terkadang kita malu sendiri jika mengingat-ingat perbuatan dan ucapan kita ketika marah atau sedang kecewa berat.

Mengapa bisa dengan AL-Quran dan istigfar?

1. Karena AL-Quran adalah penyembuh baik penyakit hati maupun penyakit fisik

Penyakit hati seperti marah, kecewa dengan takdir Allah serta keluh kesah akan sembuh dengan Al-Quran[2]

2. Dengan Al-Quran, gunung yang keras saja hancur karena takut kepada Allah, maka apalagi sekedar kerasnya hati[3]

3. Istigfar termasuk berdzikir kepada Allah dan membca Al-Quran membuat kita kembali kepada Allah. Ini akan membuat kita tenang dan bisa berpikir jernih serta bisa segera mencari solusi[4]

4. Istigfar bisa menghapuskan dosa kita dan sumber semua musibah, rasa susah dan sesaknya dada adalah karena maksiat dan dosa kita sendiri[5]

Demikianlah bagaimana salah satu cara AL-Quran memudahkan hidup kita. Hendaklah membuat kita gembira dan bahagia dengan Al-Quran. Allah berfirman,

Allah berfirman,

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya iti dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58)
@Gemawang, Yogyakarta Tercinta

Penyusun: Raehanul Bahraen

Artikel www.muslimafiyah.com

 

 

[1] HR. Bukhari, no. 1283

Hadits lengkapnya mengenai kisah seorang Ibu yang tidak sabar si awal-awal musibah.

Dari Anas bin Malik, beliau berkata,

مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِامْرَأَةٍ تَبْكِى عِنْدَ قَبْرٍ فَقَالَ « اتَّقِى اللَّهَ وَاصْبِرِى » . قَالَتْ إِلَيْكَ عَنِّى ، فَإِنَّكَ لَمْ تُصَبْ بِمُصِيبَتِى ، وَلَمْ تَعْرِفْهُ . فَقِيلَ لَهَا إِنَّهُ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – . فَأَتَتْ بَابَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَلَمْ تَجِدْ عِنْدَهُ بَوَّابِينَ فَقَالَتْ لَمْ أَعْرِفْكَ . فَقَالَ « إِنَّمَا الصَّبْرُ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى »

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kuburan. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Bertakwalah pada Allah dan bersabarlah.” Kemudian wanita itu berkata,”Menjauhlah dariku. Sesungguhnya engkau belum pernah merasakan musibahku dan belum mengetahuinya.” Kemudian ada yang mengatakan pada wanita itu bahwa orang yang berkata tadi adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian wanita tersebut mendatangi pintu (rumah) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian dia tidak mendapati seorang yang menghalangi dia masuk pada rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian wanita ini berkata,”Aku belum mengenalmu.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya namanya sabar adalah ketika di awal musibah.” (HR. Bukhari, no. 1283)

[2] Allah Ta’ala berfirman,

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ

Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjad obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman “ (Al Isra’: 82)

[3] Allah berfirman,

ﻟَﻮْ ﺃَﻧﺰَﻟْﻨَﺎ ﻫَٰﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻋَﻠَﻰٰ ﺟَﺒَﻞٍ ﻟَّﺮَﺃَﻳْﺘَﻪُ ﺧَﺎﺷِﻌًﺎ ﻣُّﺘَﺼَﺪِّﻋًﺎ ﻣِّﻦْ ﺧَﺸْﻴَﺔِ ﺍﻟﻠَّﻪِ

“Kalau sekiranya Kami menurunkan al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.” (al Hasyr: 21)

[4] Allah berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Al Ra’du [13]: 28)

[5] Allah berfirman,

وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ

“Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” (QS. Asy-Syuuraa: 30).

 


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/praktek-cara-agar-hidup-mudah-dengan-al-quran.html